Syarat Perencanaan Pembelajaran
Yang
dimaksud dengan syarat perencanaan pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan
atau kemampuan yang harus dimiliki perancang pembelajaran, yang meliputi : (1)
kemampuan analitik, (2) kemampun pengembangan dan (3) kemampuan pengukuran.
Kemampuan Analitik
Kemampuan
Analitik adalah kemampuan seseorang melakukan analisis. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan atau
perbuatan, dsb) untuk mengetahui sebab-sebabnya, duduk perkaranya dsb. Sehingga menganalisis berarti
menyelidiki dengan menguraikan bagian-bagiannya dsb. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelajaran dalam rangka memprediksi keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran adalah :
1. Tujuan belajar dan karakteristik mata pelajaran
Tujuan
adalah perangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa melakukan kegiatan
belajar. Tujuan yang disadari oleh siswa sangat bermakna dalam upaya
menggerakkan kegiatan belajar mereka untuk mencapai hasil yang optimal. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa kepada tujuan pelajaran
antara lain sebagai berikut :
a. Bagi siswa SD akan lebih efektif jika digunakan situasi
kehidupan nyata berdasarkan pengalaman siswa sendiri atau dari contoh media.
Kemudian siswa mendiskusikannya sehingga mereka lebih terfokus pada pelajaran
karena merasa jelas nilai pelajaran tersebut baginya.
b. Mempertunjukkan nilai pelajaran itu bagi diri pribadi
siswa, misalnya meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan memperbaiki cara
berkomunikasi, sehingga siswa melihat dan merasakan pentingnya pelajaran
tersebut dan melakukan kegiatan sebagaimana mestinya.
Dalam
kurikulum 2006, tugas guru dalam membuat tujuan adalah mejabarkan kompetensi
dasar yang ada dalam kurikulum kedalam indicator, yang diperkirakan dapat
membawa siswa mencapai kompetisi dasar tersebut. Karateristik pembelajaran juga
merupakan pertimbangan dalam menetapkan perencanaan yang lain, karena
masing-masing mata pelajaran memiliki cirri-ciri yang berbeda satu sama lain.
Berdasarkan fungsi dan tujuannya, maka pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
pada ruang lingkup mendengarkan, berbicara, membaca, menulis.
2. Kendala dan sumber-sumber belajar yang tersedia
Tujuan
atau indikator merupakan syarat utama dalam menetapkan perencanaan pembelajaran.
Namun demikian, kita tidak bisa mengabaikan kendala dan sumber-sumber belajar
yang tersedia. Misalnya, secara idealis menurut indikator yang akan dicapai
maka metode yang akan dipilih adalah metode praktikum dengan menggunakan
alat-alat laboratorium. Dalam pelajaran IPA, misalnya terdapat kompetisi dasar
yang menjelaskan perlunya memelihara lingkungan di sekitar rumah dan sekolah.
Selanjutnya, guru menetapkan sebagian indikatornya sebagai berikut :
a. Merawat tanaman atau hewan
peliharaan.
b. Menceritakan alasan perlunya
merawat dan memelihara lingkungan.
Apabila
faktor yang diperhatikan hanya indikator, maka guru menetapkan metode yang digunakan
labotorium lapangan dengan menggunakan kebun seekolah sebagai medianya. Tetapi,
untuk sekolah yang tidak memiliki lahan, guru harus dapat merencanakan metode
lain, misalnya merawat tanaman secara berkelompok di rumah siswa yang memiliki
cukup lahan atau yang memiliki kandang hewan.
3. Karakteristik siswa
Siswa
adalah individu yang unik, tak ada dua orang yang sama persis. Tiap siswa
memiliki perbedaan satu sama dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada
fisik,psikis,kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan itu berpengaruh pada
cara dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perbedaan individu siswa harus
diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran. Pembelajaran yang bersifat klasikal
yang mengabaikan perbedaan individual dapat di perbaiki dengan beberapa cara.
Antara lain metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga
perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media
intruksional akan membantu melayani perbedaan individu siswa dalam cara
belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan
memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan bagi siswa yang pandai,dan
bimbingan belajar bagi siswa yang kurang mampu. Disamping itu, pemberian tugas
hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa sehingga bagi siswa yang
pandai, sedang, maupun yang kurang, akan merasakan keberhasilan dalam belajar.
Dengan demikian, dalam merencanakan pembelajaran guru hendaknya memperhatikan
perbedaan individual. Suparno (2004:14) mengatakan anak merasa tidak diajar
gurunya, karna guru mengajar dengan intelegensi yang tidak cocok dengan
intelegensi dominan anak.
Menurut
Gardner (dalam Suparno, 2004:45), dalam diri seorang terdapat sembilan
intelegensi. Menurut teori Multiple intelegence, seseorang akan dapat
mempelajari materi apapun, asal materi itu di sampaikan sesuai dengan
intelegensi yang menonjol pada diri anak itu. Contoh siswa yang memiliki
intelegensi kinestetik badani dapat mempelajari fisika dengan lebih mudah bila
pelajaran itu di sajikan dengan tari dan gerak. Yang jelas, dengan multiple
intelegensi pendidik dapat menaruh perhatian pada perbedaan di antara dan
mencoba menggunakannya dalam pembelajaran dan pendidikan serta evaluasi yang
lebih personal. Sehubungan dengan perbedaan individu ini, prinsip belajar siswa harus dikuasai guru. Prinsip belajar
itu antara lain : perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan.
Prinsip-prinsip tersebut harus kita perhatikan dalam merencanakan pembelajaran.
poin 2 dan 3 nya mana kak
BalasHapus