Senin, 27 Januari 2014

Syarat Perencanaan Pembelajaran



Syarat Perencanaan Pembelajaran
      Yang dimaksud dengan syarat perencanaan pembelajaran adalah seperangkat pengetahuan atau kemampuan yang harus dimiliki perancang pembelajaran, yang meliputi : (1) kemampuan analitik, (2) kemampun pengembangan dan (3) kemampuan pengukuran.

Kemampuan Analitik
      Kemampuan Analitik adalah kemampuan seseorang melakukan analisis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan atau perbuatan, dsb) untuk mengetahui sebab-sebabnya, duduk perkaranya  dsb. Sehingga menganalisis berarti menyelidiki dengan menguraikan bagian-bagiannya dsb. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran dalam rangka memprediksi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran adalah :

1. Tujuan belajar dan karakteristik mata pelajaran
            Tujuan adalah perangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan yang disadari oleh siswa sangat bermakna dalam upaya menggerakkan kegiatan belajar mereka untuk mencapai hasil yang optimal. Upaya yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa kepada tujuan pelajaran antara lain sebagai berikut :
a. Bagi siswa SD akan lebih efektif jika digunakan situasi kehidupan nyata berdasarkan pengalaman siswa sendiri atau dari contoh media. Kemudian siswa mendiskusikannya sehingga mereka lebih terfokus pada pelajaran karena merasa jelas nilai pelajaran tersebut baginya.
b. Mempertunjukkan nilai pelajaran itu bagi diri pribadi siswa, misalnya meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan memperbaiki cara berkomunikasi, sehingga siswa melihat dan merasakan pentingnya pelajaran tersebut dan melakukan kegiatan sebagaimana mestinya.
            Dalam kurikulum 2006, tugas guru dalam membuat tujuan adalah mejabarkan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kedalam indicator, yang diperkirakan dapat membawa siswa mencapai kompetisi dasar tersebut. Karateristik pembelajaran juga merupakan pertimbangan dalam menetapkan perencanaan yang lain, karena masing-masing mata pelajaran memiliki cirri-ciri yang berbeda satu sama lain. Berdasarkan fungsi dan tujuannya, maka pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan pada ruang lingkup mendengarkan, berbicara, membaca, menulis.

2. Kendala dan sumber-sumber belajar yang tersedia
            Tujuan atau indikator merupakan syarat utama dalam menetapkan perencanaan pembelajaran. Namun demikian, kita tidak bisa mengabaikan kendala dan sumber-sumber belajar yang tersedia. Misalnya, secara idealis menurut indikator yang akan dicapai maka metode yang akan dipilih adalah metode praktikum dengan menggunakan alat-alat laboratorium. Dalam pelajaran IPA, misalnya terdapat kompetisi dasar yang menjelaskan perlunya memelihara lingkungan di sekitar rumah dan sekolah. Selanjutnya, guru menetapkan sebagian indikatornya sebagai berikut :
a. Merawat tanaman atau hewan peliharaan.
b. Menceritakan alasan perlunya merawat dan memelihara lingkungan.
            Apabila faktor yang diperhatikan hanya indikator, maka guru menetapkan metode yang digunakan labotorium lapangan dengan menggunakan kebun seekolah sebagai medianya. Tetapi, untuk sekolah yang tidak memiliki lahan, guru harus dapat merencanakan metode lain, misalnya merawat tanaman secara berkelompok di rumah siswa yang memiliki cukup lahan atau yang memiliki kandang hewan.



3. Karakteristik siswa
            Siswa adalah individu yang unik, tak ada dua orang yang sama persis. Tiap siswa memiliki perbedaan satu sama dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada fisik,psikis,kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan itu berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perbedaan individu siswa harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran. Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat di perbaiki dengan beberapa cara. Antara lain metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media intruksional akan membantu melayani perbedaan individu siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan bagi siswa yang pandai,dan bimbingan belajar bagi siswa yang kurang mampu. Disamping itu, pemberian tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa sehingga bagi siswa yang pandai, sedang, maupun yang kurang, akan merasakan keberhasilan dalam belajar. Dengan demikian, dalam merencanakan pembelajaran guru hendaknya memperhatikan perbedaan individual. Suparno (2004:14) mengatakan anak merasa tidak diajar gurunya, karna guru mengajar dengan intelegensi yang tidak cocok dengan intelegensi dominan anak.
            Menurut Gardner (dalam Suparno, 2004:45), dalam diri seorang terdapat sembilan intelegensi. Menurut teori Multiple intelegence, seseorang akan dapat mempelajari materi apapun, asal materi itu di sampaikan sesuai dengan intelegensi yang menonjol pada diri anak itu. Contoh siswa yang memiliki intelegensi kinestetik badani dapat mempelajari fisika dengan lebih mudah bila pelajaran itu di sajikan dengan tari dan gerak. Yang jelas, dengan multiple intelegensi pendidik dapat menaruh perhatian pada perbedaan di antara dan mencoba menggunakannya dalam pembelajaran dan pendidikan serta evaluasi yang lebih personal. Sehubungan dengan perbedaan individu ini, prinsip belajar  siswa harus dikuasai guru. Prinsip belajar itu antara lain : perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan, dan penguatan. Prinsip-prinsip tersebut harus kita perhatikan dalam merencanakan pembelajaran.

1 komentar: